Selasa, 23 Juli 2013

Habis Operasi Tulang, Bolehkah Puasa ?



Bulan puasa sudah 13 hari berlalu, tapi bagi Adi (bukan nama sebenarnya) tak ada bedanya dengan bulan yang lainnya. Puasa tidak, sholat juga tidak apalagi ikut jamaah di mushola yang cuma 100 langkah dari rumahnya, kebiasaan “ teler “nya jalan terus.Namun ada yang berubah ketika kecelakaan membawanya ke RS Siaga Medika Banyumas setelah sebelumnya motor bodongnya mencium pantat truk pasir, dan dokter memasang plat di paha kanan dan gip lengan bawah  kanannya. Melihat beberapa karyawan yang hilir mudik sikapnya mirip santri, muncul pertanyaan spontan dari mulutnya, “ mas apa saya yang habis operasi boleh puasa ? “
Tindakan operasi seperti yang dialami oleh adi dan pasien lainnya bukan halangan untuk mendulang pahala di bulan yang dinantikan umat islam ini. Apalagi kasus yang terjadi tidak secara langsung mengancam nyawa. Operasi yang dilakukan dokter yang berhubungan dengan tulang dan jaringan penunjangnya antara lain berupa pembersihan ( debridement ), pemasangan pen / kawat / plat, perbaikan jaringan penunjang tulang seperti tendo atau yang lebih buruk lagi amputasi, yang semua tergantung kasus yang ada. Sebagian besar pasien yang dioperasi juga tidak mengalami gangguan fungsi organ yang lain seperti pencernaannya.
Penanganan pasien setelah tindakan operasi  tulang  di ruang perawatan biasanya berkaitan dengan pemberian obat injeksi ( suntik ) dan oral ( yang diminum ) yang diprogram sesuai kebutuhan , perawatan luka  mengikuti  jenis lukanya dan pelatihan gerak oleh fisioterapis. Sementara masih perlu obat injeksi tentunya pasien dalam kondisi terpasang infus dan jelas tidak memungkinkan untuk menjalankan puasa, tapi bila obat injeksi  dinilai dokter telah cukup dan bisa diganti oral dan mobilisasi pasien sudah meningkat infus dapat dilepas, penderita bisa berpuasa bila dirasa mampu.
Mengenai makanan yang menunjang penyembuhan luka juga tidak harus 3 kali sehari seperti di luar Ramadhan, tapi prinsipnya adalah memenuhi kecukupan gizi terutama protein. Dengan membagi menu makan sehari 2 kali dengan gizi seimbang , waktu buka dan sahur tidak akan berpengaruh buruk pada penyembuhan luka operasinya. Apalagi jumlah kalori yang dibutuhkan masih dapat di tingkatkan pada jam – jam antara buka dan sahur. Mengenai obat yang diminum juga dapat dikonsultasikan dengan dokter bila ingin menjalankan puasa supaya bisa menyesuaikan jenis obat oralnya. Dan tentu tidak melupakan program perawatan luka dan latihan geraknya.  
Pada kasus dimana pasien badannya lemah, mual terus karena pengaruh obat yang harus diminum, atau lemes setelah dilatih gerak atau dirawat lukanya dan khawatir penyembuhan lukanya terganggu karena puasa tentu disarankan tidak memaksakan diri. Dan tidak hanya puasa saja, tetapi  jenis ibadah  yang lain seperti shalat , membaca Al Quran atau zakat atau sedekah yang oleh umat muslim sangat ditekankan, bisa dilakukan dan justru diharapkan makin mempercepat penyembuhan luka operasi sepanjang penderita siap dan mampu. 
“ Mas Adi bener mau puasa ? kalau memang betul , mas Adi sudah boleh, kan sudah boleh pulang dan infus juga sudah dilepas, obatnya  sediaan oral semua tinggal mengatur jam minumnya saja. Jangan lupa shalatnya juga ya mas “, kata perawat IRNA sambil memberikan obat.