Bulan puasa sudah
13 hari berlalu, tapi bagi Adi (bukan
nama sebenarnya) tak ada bedanya dengan bulan yang
lainnya. Puasa tidak, sholat juga tidak apalagi ikut jamaah di mushola yang
cuma 100 langkah dari rumahnya, kebiasaan “ teler “nya jalan terus.Namun ada
yang berubah ketika kecelakaan membawanya ke RS Siaga Medika Banyumas setelah
sebelumnya motor bodongnya mencium pantat truk pasir, dan dokter memasang plat
di paha kanan dan gip lengan bawah kanannya.
Melihat beberapa karyawan yang hilir mudik sikapnya mirip santri, muncul
pertanyaan spontan dari mulutnya, “ mas apa saya yang habis operasi boleh puasa
? “
Tindakan operasi
seperti yang dialami oleh adi dan pasien lainnya bukan halangan untuk mendulang
pahala di bulan yang dinantikan umat islam ini. Apalagi kasus yang terjadi
tidak secara langsung mengancam nyawa. Operasi yang dilakukan dokter yang
berhubungan dengan tulang dan jaringan penunjangnya antara lain berupa
pembersihan ( debridement ), pemasangan pen / kawat / plat, perbaikan jaringan
penunjang tulang seperti tendo atau yang lebih buruk lagi amputasi, yang semua
tergantung kasus yang ada. Sebagian besar pasien yang dioperasi juga tidak
mengalami gangguan fungsi organ yang lain seperti pencernaannya.
Penanganan pasien
setelah tindakan operasi tulang di ruang perawatan biasanya berkaitan dengan
pemberian obat injeksi ( suntik ) dan oral ( yang diminum ) yang diprogram
sesuai kebutuhan , perawatan luka
mengikuti jenis lukanya dan
pelatihan gerak oleh fisioterapis. Sementara masih perlu obat injeksi tentunya
pasien dalam kondisi terpasang infus dan jelas tidak memungkinkan untuk
menjalankan puasa, tapi bila obat injeksi
dinilai dokter telah cukup dan bisa diganti oral dan mobilisasi pasien
sudah meningkat infus dapat dilepas, penderita bisa berpuasa bila dirasa mampu.
Mengenai makanan
yang menunjang penyembuhan luka juga tidak harus 3 kali sehari seperti di luar
Ramadhan, tapi prinsipnya adalah memenuhi kecukupan gizi terutama protein.
Dengan membagi menu makan sehari 2 kali dengan gizi seimbang , waktu buka dan
sahur tidak akan berpengaruh buruk pada penyembuhan luka operasinya. Apalagi
jumlah kalori yang dibutuhkan masih dapat di tingkatkan pada jam – jam antara
buka dan sahur. Mengenai obat yang diminum juga dapat dikonsultasikan dengan
dokter bila ingin menjalankan puasa supaya bisa menyesuaikan jenis obat
oralnya. Dan tentu tidak melupakan program perawatan luka dan latihan
geraknya.
Pada kasus dimana
pasien badannya lemah, mual terus karena pengaruh obat yang harus diminum, atau
lemes setelah dilatih gerak atau dirawat lukanya dan khawatir penyembuhan
lukanya terganggu karena puasa tentu disarankan tidak memaksakan diri. Dan
tidak hanya puasa saja, tetapi jenis
ibadah yang lain seperti shalat ,
membaca Al Quran atau zakat atau sedekah yang oleh umat muslim sangat
ditekankan, bisa dilakukan dan justru diharapkan makin mempercepat penyembuhan
luka operasi sepanjang penderita siap dan mampu.
“ Mas Adi bener mau
puasa ? kalau memang betul , mas Adi sudah boleh, kan sudah boleh pulang dan
infus juga sudah dilepas, obatnya
sediaan oral semua tinggal mengatur jam minumnya saja. Jangan lupa
shalatnya juga ya mas “, kata perawat IRNA sambil memberikan obat.