Seperti yang menimpa bayi perempuan N, yang sudah berusia satu bulan. Sehari – harinya setiap mau buang air besar selalu rewel, menangis keras, muka memerah karena mengejan yang lama. Kotoran masih bisa keluar walaupun sedikit karena masih ada lubang kecil di dekat tempat anus yang semestinya. Memang ada beberapa tipe atresia ani ini, namun secara sederhana ada tipe letak rendah yang sering dijumpai pada perempuan seperti kasus bayi N, atau letak tinggi yang sering dijumpai pada laki – laki dan penanganannya lebih kompleks.
lubang anus yang tertutup |
Bersyukur, setelah diperiksa oleh dr Agus, Sp.B spesialis digestif, bayi N segera mendapatkan penanganan bedah di RS.Siaga Medika Banyumas.
Jika dirunut awalnya, atresia ani dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, terputusnya perkembangan saluran pencernaan bagian atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur. Kedua, gagal tumbuh saat janin berusia 3 bulan yang awal. Ketiga gangguan perkembangan embrionik daerah usus, rektum distal sertatraktus urogenitalis antara minggu keempat sampai keenam kehamilan.
Gejala yang sering ditemukan pada penderita atresia ani antara lain perut membuncit dan mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinja kadang sampai pusarnya menonjol dan selalu rewel saat buang air besar dengan mengejan yang berlebihan. Dengan gejala yang ada dan pemeriksaan fisik yang teliti kiranya mudah untuk menegakkan diagnosis atresia ani. Sedangkan penentuan sejauh mana beratnya , dapat ditunjang dengan pemeriksaan radiologi atau ronsen dengan zat khusus sehingga tampak setinggi apa sumbatan ususnya.
Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjadi atresia ani antara lain bagi ibu yang sedang hamil agar berhati – hati terhadap penggunaan obat, makanan awetan, alkohol atau zat lain yang berbahaya. Bagi orang tua yang baru memiliki bayi harus segera memeriksa kondisi fisik bayinya apakah lengkap organ tubuhnya atau tidak, sehingga bila ada kelainan dapat segera diketahui dan ditangani. Bila telah didiagnosis, -karena organ pembuangan itu penting, kiranya perlu dikonsultasikan dengan dokter ahli bedah digestif untuk penanganannya. (dr. Panji Anggara)