Bisul, Awas Osteomyelitis !
Nn. X, 20 tahun
datang ke Rumah Sakit Umum Siaga Medika Banyumas dengan keluhan bisul atau yang orang desa bilang
“ wudun “di paha kiri yang tak kunjung sembuh. Keluarganya sudah membawanya “
berkeliling kota “untuk berobat dengan keluhan yang sama, baik ke medis atau
bahkan “ sowan “ mbah dukun. Memang agak terlambat mulainya berobat, karena di
awal sakitnya, kira – kira setahun lalu,
dia menganggapnya sepele dan hanya membersihkannya dengan betadin karena
memang dia paling alergi berobat.
Membaik sebentar kemudian kambuh lagi dengan keluhan yang lebih berat.
Begitu juga habis berobat, biasanya membaik tapi habis obat kambuh sakitnya.
Ternyata setelah diperiksa di IGD dan di rontgen, dokter mengatakan kalau dia
terkena Osteomyelitis.
Osteomyelitis
merupakan istilah untuk infeksi yang
mengenai jaringan tulang. Secara umum infeksi ini dikelompokkan menjadi 2
jenis, akut yang sering dijumpai pada anak- anak dan sebagian dewasa serta
kronis yang lebih banyak pada dewasa. Perjalanan penyakitnya sendiri bermula
dari penyebaran infeksi baik dari bagian tubuh lain seperti saluran napas ,
saluran kencing atau yang lain melalui
aliran darah ke tulang atau dari jaringan di sekitar tulang menembus lapisan – lapisan
jaringan sampai ke tulang. Bisa juga kuman masuk lewat luka terbuka saat
benturan keras karena kecelakaan atau cedera lain hingga mengakibatkan patah
tulang terbuka.
Gejala yang dapat
dijumpai antara lain demam terutama pada kasus yang akut sedang pada yang
kronis kadang tidak begitu dikeluhkan. Badan terasa lemah dan lesu seperti
gejala infeksi pada umumnya. Ada pembengkakan didaerah yang terinfeksi yang
biasanya teraba hangat dan nyeri saat dipegang disertai gangguan gerak pada
infeksi yang mengenai alat gerak baik tangan atau kaki. Pada gangguan yang
lanjut dapat pula dijumpai nanah yang keluar dari tempat infeksi yang dengan
perawatan luka biasa tak kunjung kering.
Tindakan yang dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnosis osteomyelitis antara lain hasil
pemeriksaan fisik seperti gejala di atas, pemeriksaan laboratorium darah
melihat reaksi tubuh terhadap infeksi, rontgen ,CT Scan, MRI atau bone scan
yang menggambarkan proses di tulang, atau bila perlu dengan bipsi tulang yang
kemudian diperiksa patologi anatomi.
Penanganan yang
dilakukan pada osteomyelitis beragam sesuai dengan kondisi infeksinya saat
ditemui. Untuk yang non invasif bisa dengan pemberian antibiotik dengan dosis
yang sesuai dan biasanya waktunya cukup lama. Atau dengan tindakan pembedahan
untuk membersihkan jaringan tulang dan penyokongnya yang rusak sehingga
memungkinkan yang ditinggalkan berupa jaringan yang sehat dan dapat hidup serta
dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai.Yang paling radikal adalah
dengan amputasi bagian yang sudah tidak responsif terhadap terapi lain apabila
berada di bagian kaki atau tangan. Makanya jangan sepelekan bisul, karena bisa
– bisa kaki atau tangan bisa buntung karenanya.