Malas minum? Awas Batu Ginjal !
Air, merupakan sumber kehidupan, begitu pelajaran yang sering kita dengan
di sekolah. Memang itu tak bisa dipungkiri kebenarannya, karena dalam tubuh
kita saja sebagian besarnya kurang lebih 70 % ditempati oleh air. Segala
aktifitas kita baik yang organ, sistem organ maupun tinbkat sel selalu akrab
dengan air. Tetapi kadang kita melupakan hal ini, sehingga saat bekerja atau
beraktifitas rutin sering kita lupa minum. Memang air yang dibutuhkan tubuh tak
hanya kita peroleh dari minum saja, namun seperti yang sering dipublikasikan
bahwa sehari semalam minimal kita butuh 2 liter air. Lalu apa akibatnya bila
kurang minum ?
Di IGD Rumah Sakit Umum Siaga Medika Banyumas, datang seorang penderita laki –
laki umur 65 tahun dengan aktifitas harian sebagai petani. Sang bapak mengeluh
sulit kencing sejak setengah bulan lalu. Setelah beberapa hari kencing tidak
lampias alias tidak lancar, seminggu kemudian air kencing sama sekali tidak
keluar sampai akhirnya terpaksa dipasang kateter atau selang kencing di
puskesmas. Merasa nyaman dengan keluhannya setelah dipasang 3 hari minta
kateter dilepas. Tetapi baru 2 hari berselang kembali penderita mengeluh gejala
yang sama seperti sebelum dikateter sehingga kateterpun dipasang kembali sampai
akhirnya penderita di bawa oleh keluarga ke RSU Siaga Medika. Oleh dokter Edy
Spesialis bedah umum yang menanganinya, berdasarkan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang ada berupa rontgen daerah perut ( BNO ) dan USG abdomen,
penderita divonis menderita batu saluran kencing.
Setelah melewati pemeriksaan yang lengkap dan melalui persiapan yang matang
akhirnya dilakukan operasi pengangkatan batu kandung kencing tersebut yang
berlangsung dengan lancar. Setelah dipindahkan di ruang perawatan, perawat ruang
menyerah batu berwarna kecoklatan berukuran sebesar kelereng yang permukaaanya
berbenjol – benjol dan konsistensi keras. Yang jadi pertanyaan dalam benak
pasien adalah darimana masuknua batu sebesar itu.
Penyakit batu saluran kencing atau
lazim di sebut batu ginjal memang bukan hanya yang muncul di ginjal saja. Batu
saluran kencing dapat terbentuk di ginjal, saluran ureter di bawah ginjal,
kandung kencing, uretra atau di pintu dekat ujung pelepasan. Berdasarkan
jenisnya ada batu urat, oksalat, struvit, sistin atau fosfat. ginjal dan batu
kandung empedu banyak dialami oleh penduduk Indonesia, terutama kaum pria.
Adapun faktor-faktor yang berperan pada pembentukan batu ginjal/kandung kemih
meliputi ras, keturunan, jenis kelamin, bakteri, kurang minum, air minum jenuh
mineral, pekerjaan, makanan dan suhu tempat kerja. Batu ginjal/kandung kemih
lebih banyak diderita penduduk dari ras Afrika dan Asia (termasuk Indonesia)
dibandingkan penduduk Amerika dan Eropa. Jika berdasarkan keturunan, peluang
terkena batu ginjal/kandung kemih lebih besar seandainya terdapat riwayat
penderita batu ginjal/kandung kemih dalam keluarga. Sedangkan dari sisi jenis
kelamin, pria lebih berisiko terkena batu ginjal/kandung kemih dibandingkan
wanita. Diperkirakan 80% dari pria berusia 70 tahun mengalami gejala tersebut.
Dari anamnesis penderita yang diopersi di atas , terdapat fenomena yang
cukup mengejutkan. Penderita yang berprofesi petani itu ternyata memiliki
kebiasaan buruk “ malas minum “.Jika kurang minum, maka kepekatan urin
meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urin meningkat), sehingga
mempermudah pembentukan batu. Lantas air minum jenuh mineral, terutama kalsium,
berpengaruh besar terhadap pembentukan batu. Karena itu jangan lupakan minum
walaupun sibuk bekerja supaya terjauhkan
dari batu ginjal.