Kanker Sinovial. Apa Itu?
Namanya Ali ( bukan nama
sebenarnya ) umur hampir kepala tiga, belum menikah dan belum kerja , tapi
cerita tentang perjuangannya melawan penyakit sungguh sangat mengharukan. Siapa bilang kanker adalah sama dengan
vonis mati, yang penting kita berdoa dokter usaha dan Tuhan yang menentukan
hasilnya, begitu katanya pada teman – teman yang menunggunya. Bisa dibayangkan
, sejak 1994 mulai timbul benjolan di pangkal pahanya yang kanan. Awalnya kecil
dan tak mengganggu, tapi seiring berjalannya waktu makin membesar dan mulai terasa
“ kejahatannya “.
Berpindah dari dokter satu ke dokter lain, dari rumah sakit satu ke rumah
sakit yang lain, bahkan terapi alternatif yang direkomendasikan tetangga –
tetangganya pun sudah dilakukannya tapi Tuhan belum memberikan kesembuhan.
Terakhir saat dilakukan biopsi ( pengambilan contoh jaringan tumor ) oleh
dokter spesialis bedah tulang dan diperiksa oleh dokter ahli patologi anatomi
ternyata hasilnya Synovial Sarcoma.
Terkejut campur bingung menyelimuti Ali. Terkejut karena mendengar penyakit
kanker yang ditakuti semua orang telah menghinggapi dirinya. Bingung karena
istilah jenis kanker baru pernah
terdengar olehnya. Sebenarnya penyakit apa itu ?
Synovial sarcoma adalah sejenis tumor ganas jaringan lunak yang berasal
dari sel sinovial dan sering ditemukan pada sarung tendo atau di dekat
persendian pada orang dewasa muda. Kasusnya jarang dan penyebabnya belum pasti
namun diperkirakan faktor genetik memegang peranan dalam perkembangannya.
Kejadiannya hanya 5 – 10 % dari 10 000 kasus tumor ganas jaringan lunak, dan
kebanyakan menyerang laki – laki berusia 30 tahunan dibanding wanita.
Bagian tubuh yang diserang dari yang paling sering sampai yang jarang
adalah kaki, tangan, badan, kepala dan leher. Kanker ini kadang kambuh setelah
ditangani dan ada beberapa kasus yang dilaporkan menyebar ke paru , kelenjar
limfe atau bahkan ke tulang. Gejala kadang tidak muncul karena perkembangan
tumor yang lambat ( a slow growing tumor ), sehingga sering ditemukan dalam
stadium lanjut juga sering dikaburkan dengan infeksi di jaringan yang sama.
Penanganan kanker ini tergantung pada usia penderita, lokasi, ukuran, grade
serta sejauh mana penyebarannya. Pembedahan sampai jaringan sehat umumnya
dipilih jika memungkinkan. Dilanjutkan radioterapi
dan kemoterapi baik sendiri – sendiri atau bersama untuk meningkatkan hasil
terapi.
Terlepas dari hal di atas, semangat dan optimisme penderita untuk sembuh
dan kegigihan usaha dan doanya seperti yang dimiliki Ali adalah modalitas
penting. Sekalipun dirawat dalam waktu lama di RSU Siaga Medika Banyumas, namun
asa tak pernah putus.
Oleh : dr. Panji Anggara