Kesadaran Menurun Setelah Kecelakaan? Hati hati GEGAR OTAK
Senin sore, terlihat ramai di
depan IGD RSU Siaga Medika Banyumas, suara sirine ambulance yang membawa pasien
rujukan dari RS di wilayah Cilacap masih meraung raung padahal sudah sampai di rumah
sakit. Ternyata sopir dan perawat yang mengirim pasien sedang sibuk memindahkan
pasien dari ambulance ke brankar sampai lupa mematikan sirine. Di atas brankar
tampak seorang pemuda tanggung tertidur , sambil sesekali menggerakkan tangan
dan kakinya seperti memberontak dan mengomel sementara matanya tetap terpejam.
Segera setelah masuk ruang periksa IGD, dokter jaga memberikan penilaian awal
atas kondisi sang pasien. “Mas Komah mengalami penurunan kesadaran atau gegar
otak ringan karena benturan di kepalanya dan harus dilakukan scanning kepala
berupa pemeriksaan rontgen khusus yang dapat mengetahui kondisi dalam tempurung
kepala,” kata dokter. Sekitar 45 menit kemudian hasil scanning selesai. “Pak ,
bapak keluarga mas Komah ? ini hasil scanning sudah jadi , ternyata mas Komah
mengalami perdarahan Epidural luar, dan
jumlahnya cukup banyak sehingga perlu tindakan pembedahan” lanjut sang dokter. “Ini
yang menyebabkan kesadarannya menurun karena rongga dalam tempurung kepala
sudah menutup dan tidak mentolerir adanya penambahan isi kecuali dengan
penekanan jaringan otak sehingga muncul kondisi seperti yang terjadi pada mas
Komah. Operasi ini merupakan tindakan pencegahan kerusakan otak yang lebih
parah sehingga harus dilakukan segera”. Setelah mendengar penjelasan dari
dokter, keluarga pun meminta waktu untuk berembug terlebih dahulu.
Seperti diceritakan oleh pihak
keluarga , mas Komah mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor pada
hari jumat malam, 3 hari sebelumnya sepeda motornya menabrak jembatan dan dia
jatuh pingsan. Mas Komah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadar penuh
dan di perjalanan mengalami muntah-muntah. Sempat dirawat 3 hari di rumah sakit
sekitar Cilacap tetapi setelah merasa tidak ada perkembangan yang memuaskan , maka
pihak keluarga meminta agar mas Komah dirujuk ke RS yang lain dan sampailah
akhirnya di RSU Siaga Medika Banyumas.
“Dokter, setelah berembug pada
kesimpulannya kami setuju dilakukan tindakan seperti yang dokter sampaikan tadi“ kata pak Soleh mewakili keluarga. "Kalau begitu akan segera kami siapkan
segala pemeriksaan penunjang dan perlengkapan lainnya. Sekedar wawasan ya pak ,
kalau ada keluarga bapak yang mengalami kecelakaan dan mengalami pingsan, luka
memar atau robek di kepala ,mual-muntah , sakit kepala, penglihatan kabur atau
tidak melihat sama sekali, ada gangguan di anggota gerak atau kejang, harus curiga terjadi gegar otak
sebelum ada kepastian lain". Gegar otak ada yang ringan, sedang dan berat.
Biasanya pihak rumah sakit akan menyarankan penderita gegar otak walaupun
ringan untuk diobservasi dulu selama 24 jam dengan tujuan untuk memantau
perkembangannya dan perlu tidaknya scanning kepala serta memudahkan penanganan
apabila membutuhkan tindakan segera. Kondisi yang memerlukan tindakan segera adalah
apabila ada perdarahan di dalam kepala atau patah tulang tengkorak yang masuk
kedalam rongga tengkorak. Tapi kalau tidak perlu operasi cukup di rawat
konservatif saja. Begitu ya pak, sekarang kami akan memindahkan mas Komah ke
ruangan sambil menunggu saat operasinya."
Oleh : dr Panji Anggara , dokter
jaga RS Siaga Medika Banyumas