Jumat, 21 Juni 2013

Kanker



Kanker Sinovial. Apa Itu?

Namanya Ali ( bukan nama sebenarnya ) umur hampir kepala tiga, belum menikah dan belum kerja , tapi cerita tentang perjuangannya melawan penyakit sungguh sangat mengharukan. Siapa bilang kanker adalah sama dengan vonis mati, yang penting kita berdoa dokter usaha dan Tuhan yang menentukan hasilnya, begitu katanya pada teman – teman yang menunggunya. Bisa dibayangkan , sejak 1994 mulai timbul benjolan di pangkal pahanya yang kanan. Awalnya kecil dan tak mengganggu, tapi seiring berjalannya waktu makin membesar dan mulai terasa “ kejahatannya “.

Berpindah dari dokter satu ke dokter lain, dari rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain, bahkan terapi alternatif yang direkomendasikan tetangga – tetangganya pun sudah dilakukannya tapi Tuhan belum memberikan kesembuhan. Terakhir saat dilakukan biopsi ( pengambilan contoh jaringan tumor ) oleh dokter spesialis bedah tulang dan diperiksa oleh dokter ahli patologi anatomi ternyata hasilnya Synovial Sarcoma. Terkejut campur bingung menyelimuti Ali. Terkejut karena mendengar penyakit kanker yang ditakuti semua orang telah menghinggapi dirinya. Bingung karena istilah jenis kanker baru pernah  terdengar olehnya. Sebenarnya penyakit apa itu ?

Synovial sarcoma adalah sejenis tumor ganas jaringan lunak yang berasal dari sel sinovial dan sering ditemukan pada sarung tendo atau di dekat persendian pada orang dewasa muda. Kasusnya jarang dan penyebabnya belum pasti namun diperkirakan faktor genetik memegang peranan dalam perkembangannya. Kejadiannya hanya 5 – 10 % dari 10 000 kasus tumor ganas jaringan lunak, dan kebanyakan menyerang laki – laki berusia 30 tahunan dibanding wanita.

Bagian tubuh yang diserang dari yang paling sering sampai yang jarang adalah kaki, tangan, badan, kepala dan leher. Kanker ini kadang kambuh setelah ditangani dan ada beberapa kasus yang dilaporkan menyebar ke paru , kelenjar limfe atau bahkan ke tulang. Gejala kadang tidak muncul karena perkembangan tumor yang lambat ( a slow growing tumor ), sehingga sering ditemukan dalam stadium lanjut juga sering dikaburkan dengan infeksi di jaringan yang sama. Penanganan kanker ini tergantung pada usia penderita, lokasi, ukuran, grade serta sejauh mana penyebarannya. Pembedahan sampai jaringan sehat umumnya dipilih jika memungkinkan. Dilanjutkan  radioterapi dan kemoterapi baik sendiri – sendiri atau bersama untuk meningkatkan hasil terapi.

Terlepas dari hal di atas, semangat dan optimisme penderita untuk sembuh dan kegigihan usaha dan doanya seperti yang dimiliki Ali adalah modalitas penting. Sekalipun dirawat dalam waktu lama di RSU Siaga Medika Banyumas, namun asa tak pernah putus.


Oleh : dr. Panji Anggara