Jumat, 21 Juni 2013

Gegar Otak



Kesadaran Menurun Setelah Kecelakaan? Hati hati GEGAR OTAK

Senin sore, terlihat ramai di depan IGD RSU Siaga Medika Banyumas, suara sirine ambulance yang membawa pasien rujukan dari RS di wilayah Cilacap masih meraung raung padahal sudah sampai di rumah sakit. Ternyata sopir dan perawat yang mengirim pasien sedang sibuk memindahkan pasien dari ambulance ke brankar sampai lupa mematikan sirine. Di atas brankar tampak seorang pemuda tanggung tertidur , sambil sesekali menggerakkan tangan dan kakinya seperti memberontak dan mengomel sementara matanya tetap terpejam. Segera setelah masuk ruang periksa IGD, dokter jaga memberikan penilaian awal atas kondisi sang pasien. “Mas Komah mengalami penurunan kesadaran atau gegar otak ringan karena benturan di kepalanya dan harus dilakukan scanning kepala berupa pemeriksaan rontgen khusus yang dapat mengetahui kondisi dalam tempurung kepala,” kata dokter. Sekitar 45 menit kemudian hasil scanning selesai. “Pak , bapak keluarga mas Komah ? ini hasil scanning sudah jadi , ternyata mas Komah mengalami perdarahan Epidural   luar, dan jumlahnya cukup banyak sehingga perlu tindakan pembedahan” lanjut sang dokter. “Ini yang menyebabkan kesadarannya menurun karena rongga dalam tempurung kepala sudah menutup dan tidak mentolerir adanya penambahan isi kecuali dengan penekanan jaringan otak sehingga muncul kondisi seperti yang terjadi pada mas Komah. Operasi ini merupakan tindakan pencegahan kerusakan otak yang lebih parah sehingga harus dilakukan segera”. Setelah mendengar penjelasan dari dokter, keluarga pun meminta waktu untuk berembug terlebih dahulu.

Seperti diceritakan oleh pihak keluarga , mas Komah mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor pada hari jumat malam, 3 hari sebelumnya sepeda motornya menabrak jembatan dan dia jatuh pingsan. Mas Komah dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadar penuh dan di perjalanan mengalami muntah-muntah. Sempat dirawat 3 hari di rumah sakit sekitar Cilacap tetapi setelah merasa tidak ada perkembangan yang memuaskan , maka pihak keluarga meminta agar mas Komah dirujuk ke RS yang lain dan sampailah akhirnya di RSU Siaga Medika Banyumas.

“Dokter, setelah berembug pada kesimpulannya kami setuju dilakukan tindakan seperti yang dokter sampaikan tadi“ kata pak Soleh mewakili keluarga. "Kalau begitu akan segera kami siapkan segala pemeriksaan penunjang dan perlengkapan lainnya. Sekedar wawasan ya pak , kalau ada keluarga bapak yang mengalami kecelakaan dan mengalami pingsan, luka memar atau robek di kepala ,mual-muntah , sakit kepala, penglihatan kabur atau tidak melihat sama sekali, ada gangguan di anggota gerak  atau kejang, harus curiga terjadi gegar otak sebelum ada kepastian lain". Gegar otak ada yang ringan, sedang dan berat. Biasanya pihak rumah sakit akan menyarankan penderita gegar otak walaupun ringan untuk diobservasi dulu selama 24 jam dengan tujuan untuk memantau perkembangannya dan perlu tidaknya scanning kepala serta memudahkan penanganan apabila membutuhkan tindakan segera. Kondisi yang memerlukan tindakan segera adalah apabila ada perdarahan di dalam kepala atau patah tulang tengkorak yang masuk kedalam rongga tengkorak. Tapi kalau tidak perlu operasi cukup di rawat konservatif saja. Begitu ya pak, sekarang kami akan memindahkan mas Komah ke ruangan sambil menunggu saat operasinya."

Oleh : dr Panji Anggara , dokter jaga RS Siaga Medika Banyumas