Jumat, 21 Juni 2013

Osteomyelitis



Bisul, Awas Osteomyelitis !

Nn. X, 20 tahun datang ke Rumah Sakit Umum Siaga Medika Banyumas dengan keluhan bisul atau yang orang desa bilang “ wudun “di paha kiri yang tak kunjung sembuh. Keluarganya sudah membawanya “ berkeliling kota “untuk berobat dengan keluhan yang sama, baik ke medis atau bahkan “ sowan “ mbah dukun. Memang agak terlambat mulainya berobat, karena di awal sakitnya, kira – kira setahun lalu,  dia menganggapnya sepele dan hanya membersihkannya dengan betadin karena memang dia paling alergi berobat.  Membaik sebentar kemudian kambuh lagi dengan keluhan yang lebih berat. Begitu juga habis berobat, biasanya membaik tapi habis obat kambuh sakitnya. Ternyata setelah diperiksa di IGD dan di rontgen, dokter mengatakan kalau dia terkena Osteomyelitis.
Osteomyelitis merupakan istilah untuk infeksi  yang mengenai jaringan tulang. Secara umum infeksi ini dikelompokkan menjadi 2 jenis, akut yang sering dijumpai pada anak- anak dan sebagian dewasa serta kronis yang lebih banyak pada dewasa. Perjalanan penyakitnya sendiri bermula dari penyebaran infeksi baik dari bagian tubuh lain seperti saluran napas , saluran kencing atau yang lain  melalui aliran darah ke tulang atau dari jaringan di sekitar tulang menembus lapisan – lapisan jaringan sampai ke tulang. Bisa juga kuman masuk lewat luka terbuka saat benturan keras karena kecelakaan atau cedera lain hingga mengakibatkan patah tulang terbuka. 

Gejala yang dapat dijumpai antara lain demam terutama pada kasus yang akut sedang pada yang kronis kadang tidak begitu dikeluhkan. Badan terasa lemah dan lesu seperti gejala infeksi pada umumnya. Ada pembengkakan didaerah yang terinfeksi yang biasanya teraba hangat dan nyeri saat dipegang disertai gangguan gerak pada infeksi yang mengenai alat gerak baik tangan atau kaki. Pada gangguan yang lanjut dapat pula dijumpai nanah yang keluar dari tempat infeksi yang dengan perawatan luka biasa tak kunjung kering.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis osteomyelitis antara lain hasil pemeriksaan fisik seperti gejala di atas, pemeriksaan laboratorium darah melihat reaksi tubuh terhadap infeksi, rontgen ,CT Scan, MRI atau bone scan yang menggambarkan proses di tulang, atau bila perlu dengan bipsi tulang yang kemudian diperiksa patologi anatomi. 
Penanganan yang dilakukan pada osteomyelitis beragam sesuai dengan kondisi infeksinya saat ditemui. Untuk yang non invasif bisa dengan pemberian antibiotik dengan dosis yang sesuai dan biasanya waktunya cukup lama. Atau dengan tindakan pembedahan untuk membersihkan jaringan tulang dan penyokongnya yang rusak sehingga memungkinkan yang ditinggalkan berupa jaringan yang sehat dan dapat hidup serta dilanjutkan dengan pemberian antibiotik yang sesuai.Yang paling radikal adalah dengan amputasi bagian yang sudah tidak responsif terhadap terapi lain apabila berada di bagian kaki atau tangan. Makanya jangan sepelekan bisul, karena bisa – bisa kaki atau tangan bisa buntung karenanya.