Senin, 21 Maret 2011

Pengobatan Hernia Hanya Dengan Pembedahan

Umumnya, hernia terjadi pada orang yang sudah lanjut usia. Tapi, kelainan ini juga bisa terjadi pada anak-anak. Dibandingkan dengan anak perempuan, hernia lebih sering dialami anak laki-laki. Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Pada anak-anak, terjadinya hernia terkait dengan proses perkembangan alat reproduksi ketika si anak masih di dalam kandungan. Karena itu, hernia pada bayi dan anak-anak lebih sering merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Di mana, pada usia kandungan delapan bulan biasanya pada laki-laki testis turun ke perut dan pada saat usia 9 bulan akan kembali normal.

Dikatakan, penderita hernia umumnya mengeluhkan adanya benjolan. Benjolan itu biasanya tidak dirasakan nyeri namun cukup mengganggu. Benjolan yang menonjol itu muncul karena adanya kelemahan anatomis pada otot dinding perut. Ini menimbulkan penonjolan di tempat yang lemah tersebut. Biasanya, benjolan itu tidak terasa nyeri. Benjolan itupun baru akan terlihat bila penderita berdiri, batuk, bersin, mengejan, menangis, atau mengangkat barang-barang yang berat. Benjolan itu akan hilang bila penderita berbaring.

Tapi ada kalanya, timbul rasa nyeri pada benjolan itu. Nyeri biasanya terasa bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang mengakibatkan pembuluh darah di sekitarnya terjepit. Jepitan tersebut akan menimbulkan rasa nyeri yang pada akhirnya bisa menyebabkan kematian pembuluh darah. “Jika usus terjepit, biasanya muncul rasa nyeri yang luar biasa.

Cara mengatasi gangguan hernia pada dasarnya, hernia tidak dapat diobati dengan obat. Hal ini karena hernia disebabkan oleh keadaan anatomi yang melemah atau mengalami kelainan. Tidak heran bila terapi yang sering dilakukan untuk mengatasi hernia adalah tindakan pembedahan.

Pada anak-anak, ada kalanya, lubang hernia itu akan menutup sendiri seiring dengan pertumbuhan anak. Sayangnya, tak semua anak yang menderita hernia mengalami hal itu. Jadi, jika si anak sudah berusia lebih dari satu tahun, dan lubang itu masih juga terbuka, dokter biasanya menganjurkan tindakan pembedahan untuk menutup lubang itu.


Hernia dibedakan atas beberapa jenis. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipat paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. Bila terjadi di paha disebut hernia femoralis, di pusar dinamai hernia umbilikalis, dan di sekat rongga badan dijuluki hernia diafragmatika.
Selain itu, ada jenis hernia insisional, yakni yang terjadi setelah suatu pembedahan. Karena setelah pembedahan biasanya kekuatan jaringan tidak seratus persen kembali seperti semula. Daerah itu kemudian menjadi lemah dan dapat mengalami hernia.

Banyak orang menderita hernia takut untuk melakukan operasi. Padahal, satu-satunya pengobatan hernia hanya dengan melakukan operasi. Sedangkan pada pria, operasi hernia dianggap bisa menyebabkan impotensi. Untuk penderita yang menolak operasi, perlu dijelaskan bahwa keadaan penyakitnya dapat berlanjut dan akhirnya tetap diperlukan operasi.

Hernia pada orang dewasa sebaiknya ditangani sedini mungkin. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah. Otot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada. Pembedahan juga dapat dilakukan terencana, tidak harus segera. Khusus untuk hernia inkarserata dan strangulata, tindakan operasi harus segera dilakukan. Bila tidak, bagian isi hernia yang terjepit lalu membusuk dan bisa menjadi sumber infeksi ke seluruh dinding usus (peritonitis). Akibat yang lebih buruk adalah kematian bagi penderitanya.Mengenai ketakutan penderita soal dampak operasi yang bisa menyebabkan impotensi,  dan jika tidak dioperasi bisa membuat pria tidak bisa memiliki anak.

Untuk mencegah kekambuhan, penderita harus menghindari hal-hal yang dapat meninggikan tekanan di dalam rongga perut. Misalnya batuk dan bersin yang kuat, konstipasi (sembelit), mengejan, serta mengangkat barang berat. Misalnya, untuk menghindari batuk-batuk yang persisten, kalau ia perokok sebaiknya berhenti merokok.


Ari Tri Setiasih
Perawat Instalasi Rawat Inap RS. Siaga Medika Banyumas